Kamis, 20 Mei 2010

KICKFEST YOGYAKARTA 2010

KICKFEST Yogyakarta....SERUUU...!!

“Oh eM Jiiiii, rame bangett!!!”. Kata-kata yang pertama terucap saat mengunjungi KickFest 2010 di JEC (jogja Expo Center) pada tanggal 2-4 april 2010 kemarin. antrian festival tendang tahun ini benar-benar gila,melingker-lingker kayak ular, dengan tiket seharga makan malam tetap membuat ribuan pengunjung kickfest rela antri dan merelakan dan mengesampingkan rasa lapar mereka. Sampai ada ada calo pula, ya walo lebih mahal dikit –ga Cuma pas nonton transformer atau tiket kereta yang ada calonya cing, semua bisa di caloin..wkk- .

Untuk kota Jogja kickfest sudah berlangsung untuk ketiga kali dan pengunjung semakin tahun semakin banyak, ya ini menjadi bukti bahwa masyarakat jogja semakin mendukung perkembangan produk-produk clothing lokal yang “insyaAlloh” selalu kreatif dan independent, serta yang paling menarik adalah karena semua clothing mendiskon barang jualannya. Selain diskonan, yang bikin tambah menarik adalah tampilnya beberapa band lokal jogja dan band luar jogja yang sudah menasional seperti shaggy dog,seringai,individual life, melancholic bitch dan banyak lagi, yang semakin membawa suasana pameran jadi tambah asyik.

Peserta kickfest tahun ini hampir tidak jauh beda dari tahun sebelumnya, peserta berasal dari beberapa kota seperti malang, Jakarta, bandung, serta dari jogja sendiri. Tapi masih dominasi dari bandung dan jogja sendiri. Tapi semakin tahun jika dilihat dari jumlah peserta kickfest pertumbuhan industri clothing local terlihat semakin bagus dan meningkat serta “semoga” semakin kreatif, Alhamdulillah. Dan semoga semangatnya tetap terjaga, amin (teknikwarna)

Selasa, 04 Mei 2010









JOGJAKARTA | 02-May-2010
Penonton Jogja Pecah Rekor Indonesia

Lebih dari 7.000 Penonton Gantian Padati GOR UNY

JOGJAKARTA – Surabaya boleh jadi kota asal kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda Development Basketball League (DBL). Namun, soal penonton, Surabaya bukan lagi yang terheboh. Gelar itu mungkin sudah diambil alih oleh Jogjakarta.

Pada final Honda DBL 2010 seri Jogjakarta kemarin (1/5), panitia dari DBL Indonesia dan Radar Jogja (Jawa Pos Group) menyebut penonton yang hadir menembus angka 7.000 orang. Mereka bergantian memadati GOR UNY, yang memiliki kapasitas sekitar 5.000 penonton.

“Jumlah itu merupakan penonton final terbanyak dalam sejarah even kami di Indonesia. Bahkan lebih besar dari semua final yang pernah diselenggarakan di pusat DBL Indonesia, di DBL Arena Surabaya,” ungkap Azrul Ananda, commissioner DBL.

Dengan jumlah penonton final itu, jumlah total penonton Honda DBL 2010 di Jogja pun mencapai angka gila-gilaan. Mendekati 45 ribu orang hanya dalam 13 hari pertandingan. Rata-rata per harinya pun sudah mengalahkan Surabaya.

“Kami berterima kasih kepada seluruh penggemar di Jogja. Kami senang konsep yang kami bawa disambut begitu heboh. Penonton di sini bukan hanya pelajar yang datang sebagai suporter. Hampir separonya merupakan penonton umum,” tambah Azrul.

Panitia memaparkan, dari 21 kota yang menyelenggarakan Honda DBL, sudah ada empat kota yang penonton finalnya mampu menembus angka 6.000. Selain Jogjakarta dan Surabaya, juga ada Solo dan Pekanbaru. “Tapi baru Jogja yang finalnya menembus 7.000 orang. Bikin kami geleng-geleng kepala,” kata Masany Audri, general manager DBL Indonesia.

Untuk penonton terbanyak dalam sehari, lanjut Masany, sebenarnya masih dipegang Surabaya. Yaitu 8.900 penonton bergantian memadati DBL Arena saat babak sweet sixteen tahun lalu. “Tapi untuk penonton final, Jogja rajanya,” tandas Masany.

“Pertama, saya mewakili Perbasi harus mengucapkan terima kasih pada Honda DBL. Sejak 2008 sampai sekarang, Honda DBL berhasil membuat basket benar-benar tumbuh di Jogjakarta. Baik secara permainan maupun penyelenggaraan kompetisi,” ujar Haryadi, ketua Pengda Perbasi D. I. Jogjakarta sekaligus wakil wali kota Jogjakarta.

Di dua partai final kemarin, para juara 2009 mampu mempertahankan gelar. Tim putri SMA Stella Duce 1 (Stece) Jogjakarta kembali jadi jawara, mengalahkan SMA Santa Maria Jogjakarta dengan skor 62-34. Kemudian, tim putra SMA Kolese De Britto juga mengulangi sukses tahun lalu, menang 82-37 atas SMAN 3 Jogjakarta.

Laga final putra itu juga seperti menjadi ajang “perang heboh” suporter. Hampir 1.000 pendukung SMAN 3 datang, bersahut-sahutan dengan suporter De Britto yang jumlahnya tidak terpaut jauh.

Honda DBL 2010 seri Jogja tahun ini juga menjadi yang pertama di luar Jawa Timur –setelah Surabaya dan Malang-- yang menerapkan sistem setengah kompetisi. Sebanyak 48 tim (24 putra, 24 putri) terbagi-bagi dalam 16 grup, berisikan masing-masing tiga tim. Mereka yang jadi juara grup lantas lolos ke babak playoff, untuk kemudian saling menggugurkan menuju juara. Kota-kota lain masih menerapkan sistem gugur.
Karena itu, jumlah hari pun bertambah. Bila tahun lalu hanya enam hari pertandingan, tahun ini menjadi 13 hari pertandingan.

“Jogjakarta sangat luar biasa menyambut Honda DBL. Saya memang hanya pernah menikmati kemegahan Honda DBL di Surabaya lewat video maupun foto. Tapi, saya yakin Jogjakarta sekarang benar-benar mengejar Surabaya. Ke depan, saran yang utama, kompetisi ini harus dilanjutkan bersama Honda,” kata Suwito Wijono, region head Astra International Honda Jogjakarta, yang pada 2008 dan 2009 sudah intens “mengawal” pelaksanaan kompetisi ini di Sumatera Selatan.

Buku Tulis Resmi DBL
Di sela-sela final kemarin, pihak DBL Indonesia selaku penyelenggara juga mengumumkan kerja sama licensing baru dengan Big One, merek buku tulis papan atas Indonesia. Kemarin, kedua pihak meluncurkan produk buku tulis sekolah resmi DBL, yang segera bisa didapatkan di berbagai penjuru Indonesia.

“Kerja sama ini membuat kami sendiri geleng-geleng kepala. Tidak menyangka kalau DBL sudah menjadi sepopuler ini. Kami berterima kasih atas kepercayaan Big One. Semoga sama-sama bisa menjadi bagian lebih dekat lagi dengan para pelajar di Indonesia,” ucap Azrul Ananda.

“Sebagai kompetisi yang menerapkan konsep student-athlete, peserta DBL pasti sering memanfaatkan buku tulis. Jadi kenapa tidak dibuatkan buku tulis resmi DBL. Sekarang, sudah ada delapan desain buku yang mulai minggu depan sudah beredar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Semoga bisa jadi motivasi supaya lebih semangat belajar,” kata Chandra Arif, direktur utama PT Cipta Gemilang Nusantara, produsen buku tulis Big One yang juga memegang lisensi buku tulis NBA (liga paling bergengsi di dunia) di Indonesia.

Dengan berakhirnya seri Jogjakarta, maka total 18 kota sudah menyelesaikan Honda DBL 2010. Hari ini (2/5), seri Kalimantan Timur juga akan berakhir di GOR Segiri Samarinda. Setelah itu, kompetisi ini istirahat lagi. Seri Jawa Timur, di Surabaya dan Malang, baru akan berlangsung Juli-Agustus mendatang. (jpnn)

Honda DBL 2010 Seri D.I. Jogjakarta

League DBL First Team
(Ke Surabaya, Ikut DBL Camp)

Putri
Jeanne Gabriela Jiwanggi (SMA Stella Duce 1 Jogjakarta)
Rahmindya Anung H (SMAN 8 Jogjakarta)
Arnanda Arvi Untari (SMAN 6 Jogjakarta)
Devina Tresnawati Naryanto (SMA Bopkri 1 Jogjakarta)
Fika Nurazam W. (SMAN 6 Jogjakarta)
Coach Putri: Jeremia Abadi Tarigan (SMA Stella Duce Satu Jogjakarta)
Putra
Adrianus Alen Junaidi (SMA Bopkri 1 Jogjakarta)
Leonardo Ozzie Tedja Sukmana (SMA Kolese De Britto Jogjakarta)
Andreas Hendra Widi Asmono (SMA Kolese De Britto Jogjakarta)
Royan Romadhon (SMAN 1 Jogjakarta)
Fariz Bimananta Saputra (SMAN 1 Depok Sleman)
Coach Putra: Asep Nugroho (SMA Kolese De Britto Jogjakarta)

Honda Most Valuable Player (MVP)
Putri : Jeanne Gabriela Jiwanggi (SMA Stella Duce 1 Jogjakarta)
Putra : Leonardo Ozzie Tedja Sukmana (SMA Kolese De Britto Jogjakarta)

Yel-Yel Competition:
Juara 1: SMA Stella Duce 1 Jogjakarta
Juara 2: SMAN 11 Jogjakarta
Juara 3: SMA Bopkri 1 Jogjakarta